Kamis, 11 November 2010

Pecinta Alam, Because it's there

Pada bulan Maret 1923, dalam sebuah wawancara dengan New York Times, pendaki Inggris George Leigh Mallory yang pada saat itu sedang menjalankan British Mount Everest Expedition ditanya mengapa ingin mendaki Gn.Everest, dan lalu dijawab, ” Because It’s There “

George and Irvine's team
http://static.guim.co.uk/sys-images/Guardian/Pix/pictures/2010/8/27/1282922539319/george-mallory-006.jpg

Tiga kata yang melegenda dalam dunia mountaineering itu pun menjadi terkenal, bukan hanya karena Mallory sendiri dan rekan pendakinya Andrew Irvine hilang di Everest pada tahun berikutnya. Kata It’s membuat penulis tertarik.

Basecamp George dan Irvine


Penulis memberi makna filosofis lain pada kata It's. Kata It’s ini berarti Sesuatu yang Anda cari atau inginkan. It’s telah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya tujukan kepada diri sendiri:

  • Apa sih yang lo cari ketika masuk ke lorong sempit nan gelap di sebuah goa?
  • Apa sih yang ngebuat lo rela turun ke kedalaman luweng 120-an meter menggantung dengan hanya seutas karnmantel?
  • Buat apa lo susah-susah dan capek-capek mendaki gunung dengan beban di punggung lebih dari 20 kg, klo ternyata kenikmatan sebenarnya naek gunung itu adalah bahwa kita tahu dan sadar telah selamat turun dari gunung dan merasakan kembali empuknya tempat tidur?
  • Koq gw mau ya ikut sebuah kegiatan yang notabene-nya dekat sekali dengan kematian (walaupun emang nyebrang jalan raya juga rawan mati sih)?
  • Koq rela dengan begitu aja buang-buang duit untuk kegiatan seperti itu “doank”?
  • Terus juga udah mengorbankan waktu kuliah gw, pikiran terkuras untuk membuat suatu perencanaan perjalanan/event yang suatu saat bisa berubah.
  • Nginep di sekret cuma buat menunggu laporan komunikasi teman yang sedang nge-SAR.
  • Ngapain juga turun ke lokasi bencana buat membantu pencarian dan evakuasi mayat dan korban hilang?
  • dll

Saya belum bisa mengatakan bahwa It’s adalah suatu hasrat untuk memacu adrenalin, rasa tanggung jawab, hasrat untuk melawan ego, dan lain sebagainya. Ya, It’s telah menjadi suatu daya tarik yang mempunyai kekuatan ‘waw’ tersendiri buat saya, dan telah menjadi kosakata yang susah-susah-mudah untuk diartikan secara filosofis.

Dan ada satu lagi jawaban (dari rekan caver) mengenai pertanyaan-pertanyaan di atas. Yaitu, “Karena emang pada dasarnya hasrat manusia itu ingin berkembang. Sebagai contoh; saat kita mendapatkan sesuatu, pasti kita ada keinginan untuk mendapatkan lebih dari sekedar sesuatu itu. Dan juga adalah keinginan kita untuk keluar dari zona nyaman bisa kita dapatkan di There. Lalu rekan saya menunjuk ke sebuah pigura yang tertempel di dinding ruang tamu sekretariat. Isinya Entrepreneur’s Credo dari Thomas Paine,

(untuk kali ini saya hanya menulis sebagian isi credo)

*Pertanyaan apakah Mallory menjadi orang pertama 25 tahun sebelum Sir Edmund Hillary mencapai puncak Everest masih diperdebatkan sampai sekarang. Setelah 75 tahun, pada tahun 1999, ditemukan jasad Mallory di sisi utara Everest. Salah satu yang bisa mengungkapkan kebenaran dia telah mencapai puncak 8850 mdpl itu ialah apabila kamera yang dia bawa ditemukan. Namun sayang, kabar kamera itu masih nihil. Tidak penting apakah Edmund Hillary dan Tenzing Norgay atau Mallory dan Irvine yang telah sampai puncak Chomolangm (Bahasa Tibet yang artinya Bunda Semesta) yang pertama atau tidak. Karena Mallory yang juga seorang pengajar ini dalam persemayamannya sudah tahu alasan mengapa dia “kesana”. Berbeda dengan jiwa-jiwa ragu nan resah yang selalu bertanya, “untuk apa aku hidup?”.

http://www.oreivatein.com/oreivatein/page/internet/mallory/res/mallory.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar