Kamis, 31 Desember 2009

Rumah yang sempit

Ada sebuah rumah kecil yang dihuni sepasang suami istri dan 4 orang anaknya. Setiap hari, si bapak selalu dihujani keluhan-keluhan dari istri dan anak-anaknya yang merasa tidak nyaman dengan rumah sempit tersebut. Karen tidak tahan lagi, dia mendatangi Abu Nawas untuk berkonsultasi mengenai masalahnya.

Setelah mendengar cerita laki-laki tersebut, Abu Nawas memberi nasehat, "Belilah 4 ekor ayam jantan dewasa lalu peliharalah di dalam rumahmu."

Pemilik rumah tersebut melakukan apa yang diperintahkan Abu Nawas tanpa banyak bertanya. Satu bulan kemudian, ia mengunjungi Abu Nawas dan berkata, "Wahai Abu, aku telah melakukan apa yang Engkau perintahkan tapi keadaan rumahku malah bertambah sempit karena kami harus berbagi tempat dengan ayam-ayam itu."

Setelah mendengar penuturan orang tersebut, Abu Nawas berkata kepadanya, "Kalau begitu, belilah sepasang kambing lalu peliharalah mereka di dalam rumahmu."

Lagi-lagi pemilik rumah tersebut mengangguk dan menuruti apa yang diperintahkan Abu Nawas. Ia membeli dua ekor kambing dan menyimpannya di dalam rumahnya. Satu bulan kemudian, ia kembali mendatangi Abu Nawas dan berkata, "Tuan Abu, keadaan rumah kami semakin sesak saja. Kini kambing-kambing itu telah menghambat keleluasaan kami untuk beraktivitas di dalam rumah."

Lalu Abu Nawas berkata, "Pergilah ke pasar dan belilah seekor unta dewasa, lalu pelihara ia di dalam rumahmu."

Untuk yang kesekian kalinya, si pemilik rumah tidak menolak apa yang diperintahkan Abu Nawas. Ia pergi ke pasar dan membeli seekor unta betina dewasa dan memasukkannya ke dalam rumah. 1 bulan kemudian, ia kembali mendatangi Abu Nawas dan berkata, "Wahai Abu Nawas, rumah kami kini seperti neraka. Orang dan binatang berkeliaran dimana-mana. Aku merasa lebih baik berada di luar daripada harus berjejalan dalam rumah."

Abu Nawas tersenyum. Ia kemudian berkata, "Sekarang pulanglah ke rumahmu dan jual semua ternak yang Kamu miliki."

Setelah mendengar perintah Abu Nawas, si pemilik rumah tersebut segera pulang dan membawa ternaknya ke pasar untuk di jual. Tiga bulan kemudian, Abu Nawas bertamu ke rumahnya. Ia menyambut Abu Nawas dengan senyum sumringah. Terjadilah percakapan di antara mereka,

"Bagaimana kondisi Tuan saat ini?", tanya Abu Nawas.

Si pemilik rumah menjawab, "Alhamdulillah, kehidupan kami kini sangat nyaman karena hewan-hewan itu sudah tidak ada di rumah kami."

Kemudian Abu Nawas memberikan sebuah petuah kepadanya, "Ketahuilah Saudaraku, kepuasan hati tidak akan pernah ada jika kita selalu melihat hal-hal yang di atas. Sesungguhnya kepuasan hati terletak dalam benak orang-orang yang bersyukur atas nikmat yang Allah berikan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar