Kamis, 16 September 2010

Mungkinkah tenggelamnya Titanic adalah sebuah konspirasi?

15 April 1912, kapal pesiar mewah Inggris, Titanic, yang dilukiskan "tidak bisa tenggelam sekalipun Tuhan yang melakukan" mengalami nasib naas di lautan Atlantik Utara. Benturan yang terjadi dengan gunung es mengakibatkan lambung kapal rusak dan air memenuhi enam kompartemen kapal.

http://majalahsains.com/wp-content/uploads/2010/03/rms_titanic.jpg

Begitulah yang kita ketahui selama ini mengenai tragedi RMS Titanic. Pada malam yang tidak diterangi oleh sinar bulan tanggal 14 April 1912, dalam perjalanan perdananya, Titanic menghantam sebuah gunung es, terbelah menjadi dua, dan tenggelam di Atlantik Utara pagi-pagi sekali pada tanggal 15 April 1912. Bahkan tragedi tersebut telah difilmkan oleh James Cameron dan menjadi film paling fenomenal abad 20.

Namun tampaknya Jamie King memiliki pandangan tersendiri menyikapi tenggelamnya Titanic. Dalam bukunya "Conspiracy Theories", Jamie King mencatut tudingan pendukung teori konspirasi kepada orang Jerman sebagai biang keladi yang menenggelamkan Titanic dengan sebuah torpedo.

Pada tahun 1912, Jerman telah menyempurnakan pembuatan kapal U-boat dan membangun sejumlah prototipe untuk keperluan uji coba. Konon pemerintah Jerman tidak mempercayai Inggris dan terdorong untuk membuktikan kepada mereka bahwa mereka salah dengan klaim "Titanic tidak bisa tenggelam". Kapal U-boat meluncur diam-diam menuju Atlantik Utara dan bergerak mendekati kapal mewah itu tanpa ada yang tahu.

http://topmdi.net/flagcarrier/wp-content/uploads/2010/07/german-u-boat.jpg
Germany U-boat

Mereka memang sedang beruntung karena Titanic kebetulan melewati area didekat sebuah gunung es. Setelah memahami bahwa hal ini akan menjadi kedok buat mereka, maka jerman menembakkan torpedo mereka pada sisi yang sama pada kapal itu. Kerusakan yang dahsyat akhirnya menenggelamkan Titanic dan penumpangnya. Kapal U-boat Jerman beranjak pergi diam-diam dan menjadikan gunung es itu sebagai kambing hitamnya.

Teori tersebut bisa jadi masuk akal mengingat Britania Raya dan Jerman terlibat dalam dua blok berbeda pada World War I. Namun teori yang baru saja dipaparkan di atas tidak memiliki rujukan fakta yang terpercaya. Seperti halnya penjelasan Jamie King dalam bukunya tersebut :
"Teori konspirasi dalam buku ini hanyalah sekedar teori belaka. Editor dan penerbit tidak mengklaim bahwa teori-teori yang tersaji memiliki rujukan pada fakta. Teori konspirasi dalam buku ini hanya teori-teori yang dalam kadar tertentu yang dituangkan di ruang publik. Teori-teori tersebut telah diolah kembali dengan tujuan hiburan semata dan tidak dimaksudkan untuk dipahami secara harfiah"

sumber : Buku "111 konspirasi menghebohkan dunia" (Jamie King) dan Buku "100 bencana terbesar sepanjang masa" (Stephen J. Spignesi)

1 komentar: