Jumat, 22 Januari 2010

Secangkir madu

Dalam memperingati hari kemerdekaan negaranya, seorang Raja di negara timur tengah bermaksud mengadakan acara bakti sosial. Ia memerintahkan rakyatnya untuk membawa satu cangkir madu dan memasukkannya pada malam hari ke dalam tong di alun-alun. Nantinya, madu yang terkumpul akan dijual dan hasil penjualan akan disumbangkan untuk rakyat yang membutuhkan.

Setelah mendengar titah Raja tersebut, rakyat segera berhamburan ke rumah masing-masing. Di antara mereka, ada seseorang yang berpikiran egois. Dia tidak akan membawa madu, melainkan air yang hendak ia bawa. Menurutnya, alun-alun sangat gelap pada malam hari, sehingga tidak ada yang dapat melihat apa yang dibawanya. Lagipula, secangkir air tidak akan mempengaruhi satu tong besar madu.

Malam pun tiba. Semua orang berduyun-duyun datang ke alun-alun dan menumpahkan madu yang mereka bawa ke dalam tong yang besar. Begitu pun dengan orang yang egois itu, dia menumpahkan air yang ia bawa.

Keesokkan harinya, Raja membuka tong tempat madu tersebut. Ia terkejut karena isi tong itu adalah air!!! Ternyata seluruh warganya memiliki sikap yang egois.

Dalm kehidupan kita sehari-hari, kerap kali kita melanggar hal-hal yang kita nilai sepele, seperti membuang sampah di jalanan. Menurut kita, sampah kecil yang dibuang tidak akan mempengaruhi kebersihan kota. Namun bagaimana jadinya jika seluruh orang berpikir demikian? .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar