Suatu ketika, terjadi perbincangan antara 5 jari tangan.
Si jari manis berkata, "Akulah yang paling berguna dibandingkan kalian semua. Orang-orang selalu menempatkan cincin pernikahannya padaku, itu karena aku paling manis di antara kalian semua.
Jari jempol tidak mau kalah, "Jangan sombong dulu, aku jari yang paling baik. Setiap orang selalu menggunakan aku untuk menunjukkan hal yang baik-baik."
"Tapi kalian berdua tidak selamanya berguna", sanggah jari telunjuk. "Setiap kali orang hendak menunjuk sesuatu, ia selalu menggunakan aku. Itu artiny aku yang paling bermanfaat."
Selagi ketiga jari tersebut berdebat mengenai kehebatannya, jari tengah dan kelingking terdiam. Mereka merasa tidak memiliki hal yang dapat dibanggakan. Jari jempol, telunjuk dan jari manis menyadari hal itu. Mereka menertawakan dan mengejek jari tengah dan kelingking. Hal itu membuat jari tengah dan kelingking minder. Mereka tidak mau lagi bekerja bersama ketiga jari tersebut.
Suatu saat ketika kelima jari itu hendak mengangkat barang, jari tengah dan kelingking menolak untuk membantu. Alhasil yang bekerja hanya jari manis, telunjuk dan jempol. Mereka tidak kuat mengangkat beban tanpa kehadiran dua jari lainnya. Begitu pula ketika hendak digunakan untuk makan, ketiga jari itu merasa kesulitan untuk menyuap nasi. Akhirnya mereka menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada jari tengah dan kelingking.
Begitulah cerminan hidup kita dalam berorganisasi. Pasti ada orang yang menonjol dalam bidang yang berlainan. Namun jika kelebihan itu dijadikan alat untuk menyombongkan diri, organisasi yang seharusnya menjadi besar malah akan hancur. So, jadilah pribadi yang bisa menghargai orang lain, maka kita akan mampu menciptakan organisasi yang berkompeten.
Si jari manis berkata, "Akulah yang paling berguna dibandingkan kalian semua. Orang-orang selalu menempatkan cincin pernikahannya padaku, itu karena aku paling manis di antara kalian semua.
Jari jempol tidak mau kalah, "Jangan sombong dulu, aku jari yang paling baik. Setiap orang selalu menggunakan aku untuk menunjukkan hal yang baik-baik."
"Tapi kalian berdua tidak selamanya berguna", sanggah jari telunjuk. "Setiap kali orang hendak menunjuk sesuatu, ia selalu menggunakan aku. Itu artiny aku yang paling bermanfaat."
Selagi ketiga jari tersebut berdebat mengenai kehebatannya, jari tengah dan kelingking terdiam. Mereka merasa tidak memiliki hal yang dapat dibanggakan. Jari jempol, telunjuk dan jari manis menyadari hal itu. Mereka menertawakan dan mengejek jari tengah dan kelingking. Hal itu membuat jari tengah dan kelingking minder. Mereka tidak mau lagi bekerja bersama ketiga jari tersebut.
Suatu saat ketika kelima jari itu hendak mengangkat barang, jari tengah dan kelingking menolak untuk membantu. Alhasil yang bekerja hanya jari manis, telunjuk dan jempol. Mereka tidak kuat mengangkat beban tanpa kehadiran dua jari lainnya. Begitu pula ketika hendak digunakan untuk makan, ketiga jari itu merasa kesulitan untuk menyuap nasi. Akhirnya mereka menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada jari tengah dan kelingking.
Begitulah cerminan hidup kita dalam berorganisasi. Pasti ada orang yang menonjol dalam bidang yang berlainan. Namun jika kelebihan itu dijadikan alat untuk menyombongkan diri, organisasi yang seharusnya menjadi besar malah akan hancur. So, jadilah pribadi yang bisa menghargai orang lain, maka kita akan mampu menciptakan organisasi yang berkompeten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar