Di sebuah negeri, hiduplah sepasang guru dan murid yang telah lama hidup bersama. Sang guru menyadari bahwa telah tiba waktu bagi muridnya untuk hidup sendiri, Ia membicarakan hal ini kepada muridnya dan muridnya pun menyetujui maksud dari sang guru.
Sebelum melepas kepergian muridnya, tanpa sebab apa-apa sang guru memukul muka muridnya dengan keras hingga terjerembab ke tanah,. Lalu dia pergi meninggalkan muridnya seorang diri. Si murid heran dengan sikap gurunya. Ia merasa sakit hati dan hendak membalas perlakuan gurunya suatu saat nanti.
Hari terus berganti. Sepuluh tahun kemudian sang murid telah menjadi seorang penguasa di negerinya. Ia kemudian berencana membalas dendam kepada gurunya. Dengan kewenangan yang ia memiliki, mudah saja baginya untuk menghadirkan sang guru dihadapannya.
Dia berkata, "Wahai Guruku, dulu Kau memukul wajahku tanpa sebab hingga aku terjerembab ke tanah. Kini aku akan membalas perbuatanmu dulu."
Kemudian, sang guru balas berkata, "Ketahuilah muridku, Aku memukulmu agar Engkau mengerti sakitnya orang yang dipukul, sehingga Kau akan berhati-hati dalam bersikap kepada orang lain jika Kau telah berkuasa seperti saat ini."
Sang murid menangis mendengar kata-kata gurunya. Ia lalu meminta maaf kepada gurunya dan memberikan hadiah yang banyak kepada beliau.
Sebelum melepas kepergian muridnya, tanpa sebab apa-apa sang guru memukul muka muridnya dengan keras hingga terjerembab ke tanah,. Lalu dia pergi meninggalkan muridnya seorang diri. Si murid heran dengan sikap gurunya. Ia merasa sakit hati dan hendak membalas perlakuan gurunya suatu saat nanti.
Hari terus berganti. Sepuluh tahun kemudian sang murid telah menjadi seorang penguasa di negerinya. Ia kemudian berencana membalas dendam kepada gurunya. Dengan kewenangan yang ia memiliki, mudah saja baginya untuk menghadirkan sang guru dihadapannya.
Dia berkata, "Wahai Guruku, dulu Kau memukul wajahku tanpa sebab hingga aku terjerembab ke tanah. Kini aku akan membalas perbuatanmu dulu."
Kemudian, sang guru balas berkata, "Ketahuilah muridku, Aku memukulmu agar Engkau mengerti sakitnya orang yang dipukul, sehingga Kau akan berhati-hati dalam bersikap kepada orang lain jika Kau telah berkuasa seperti saat ini."
Sang murid menangis mendengar kata-kata gurunya. Ia lalu meminta maaf kepada gurunya dan memberikan hadiah yang banyak kepada beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar