Derice Bannock adalah seorang atlet lari 100 m dari Jamaika. Ia mewarisi bakat ayahnya, Ben Bannock, yang juga seorang pelari 100 m dan pernah menggondol emas Olimpiade beberapa tahun lalu. Ia bertekad meneruskan jejak ayahnya dengan meraih emas dalam Olimpiade 1988.
Namun sebuah insiden terjadi ketika babak final seleksi Olimpiade. Derice tersandung pelari lain, Junior Bevil, sehingga membuatnya gagal menjadi wakil Jamaika dalam cabang lari 100 m. Menyadari kenyataan tersebut, dia memikirkan cara lain agar bisa mengikuti Olimpiade 1988.
Sampailah dia kepada rekan ayahnya, Irving "Irv" Blitzer, seorang atlet Bobsled asal Amerika yang berhasil meraih 2 emas Olimpiade dalam cabang Bobsled. Irv pernah mengajak Ben Bannock untuk beralih menjadi atlet Bobsled karena menurutnya pelari cepat dibutuhkan dalam olahraga Bobsled. Kini Irv menjadi bandar judi di salah satu wilayah Jamaika.
Bagi Derice, ini adalah peluang untuk mengikuti Olimpiade musim dingin 1988 di Kanada. Ia mengajak teman baiknya, Sanka, dan mantan atlet lari yang gagal dalam seleksi, Junior Bevil dan Yul Brenner untuk menjadi rekan setim.
Berbagai kendala siap menerjang mereka berlima. Jamaika merupakan negara yang panas dan tidak punya salju, sedangkan Bobsled merupakan olahraga musim dingin. Waktu pelaksanaan Olimpiade hanya tinggal 3 bulan saja. Dana yang dibutuhkan sekitar 20.000 dollar, namun pemerintah tidak bersedia memberikan dana sebesar itu. Dan juga cemoohan negara peserta lain atas kesalahan Irv di masa lalu. Namun mereka mampu melaluinya dengan sangat indah.
Saat itulah kita akan percaya bahwa mimpi yang kuat mampu mengangkangi segala keterbatasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar